Kecantikan Sejati Dewi Anjani

Mount Rinjani National Park

Setelah beberapa tahun dipadatkan dengan kesibukan kuliah, akhirnya target untuk ke Gunung Rinjani terealisasikan juga ditahun ini. Perlu menunggu dua tahun lamanya untuk mendapat kesempatan dan waktu menyusun budget hingga mendapatkan teman demi menjalankan trip ke Gunung Rinjani, Lombok. Konsultasi mengenai track dan manajemen waktu dengan beberapa teman yang berpengalaman hiking juga sudah dilakukan. Walaupun sebagai mahasiswi tingkat akhir sebenarnya masih dituntut untuk melakukan skripsi, namun ini adalah resolusi yang harus dilakukan dan rencana sudah dipersiapkan diawal tahun 2015. 

Pemesanan tiketpun dilakukan jauh-jauh bulan demi mendapatkan promo harga penerbangan murah. Dan sampailah saya di Bandara Internasional Praya Lombok pada tanggal 20 Mei 2015 pagi.

Sesampainya di Lombok kami disambut hangat oleh keluarga Destiar dan teman-teman lainnya. Dimulai dari makan siang, hunting sunset di Nipah Senggigi, menyusun jadwal makan, dan belanja logistik di Swalayan Ruby, Mataram hingga packing.

Jalur Gunung Rinjani

D-DAY 21 Mei 2015

ASSALAMUALAIKUM, GUNUNG RINJANI

Kami berangkat menggunakan mobil pribadi dari Mataram menuju Aikmel pukul 09.00, berheti untuk sarapan dan mencari mobil pick up. Dari Pasar Aikmel kami menyewa pick up menuju Desa Bawanangu, melakukan registrasi di Pos lapor, persiapan dan lain-lain hingga akhirnya tepat pukul 12.00 kami memulai perjalanan kami menuju puncak Dewi Anjani.

Berempat kami memulai petualangan Rinjani. Bersama Martin, Bang Andang (Kakak Destiar) dan Bang Awan berjalan menyusuri lembah. Kemudian akhirnya saya menyimpulkan bahwa perjalanan ke Gunung Rinjani benar-benar menggambarkan lagu Ninja Hatori, “Mendaki gunung, lewati lembah”. Lembah hijau selama perjalanan menuju Pos 1 dihiasi dengan perbukitan di Sembalun. 

Desa Bawanangu – POS 1: (12.00- 14.30) Perjalanan selama 2,5 jam. Istirahat sebanyak 5 kali. Track cukup landai dengancuaca sangat cerah. Sesampainya di Pos 1 kami istirahat dan makan siang nasi bungkus yang kami beli di Desa Bawanangu.

POS 1 – POS 2: (15.00-15.45) perjalanan 45 menit. Istirahat sebanyak 1 kali. Track cenderung landai, pemandangan dimanjakan dengan puluhan bukit, alang-alang berwarna ungu dan puncak gunung Rinjani.

POS 2 – POS 3: (16.10 – 17.30) Istirahat sebanyak 2 kali. Track sedikit menanjak di awal perjalanan dan turunan yang menandakan hampir sampai di POS 3. Sesampainya di POS 3 kami bermalam dan membuat api unggun. Menyantap makanan secara sederhana, menikmati hamparan bintang sambil bercanda-canda di Shelter, tempat kami mendirikan tenda.

Rinjani malam hari

DAY II 22 Mei 2015

Dihari kedua ini saya membatin, “Brace yourself Restiana, it’s gonna be a long day!” YASSSS! 7 bukit penyesalan menanti. Langsung tanpa babibu saya menggendong kerir saya, beberapa langkah saja saya berjalan, tanjakan itu langsung terjadi. Kami memulai perjalanan pukul 08.45 pagi. Pemandangannya memang sangat indah ditemani dengan hamparan alang-alang berwarna ungu. Sedikit pohon cemara dengan tanah sempit yang landai untuk mengambil nafas, sampai pada dua bukit terakhir perjalanan semakin terasa berat. Tanah yang gembur karena cuaca yang panas membuatnya licin dan sulit untuk didaki. Pukul 15.30 kita sampai di Pelawangan Sembalun. Campground terakhir kami sebelum summit attack. Kami menyiapkan tempat peristirahatan kami, makan sore, dan menikmati sunset serta bersosialisasi dengan teman-teman pendaki lainnya.

Bukit Penyesalan Gunung Rinjani
Bukit Penyesalan

DAY III SUMMIT ATTACK

Oke. Pelawangan Sembalun sangat dingin. Entah ini kemalasan saya atau sugesti karena suara angin nya sangat nyaring ketika malam itu. Saya sempat mengurungkan niat untuk summit karena terlena dengan kenyaman tenda dan hangatnya sleeping bag. Namun akhirnya saya terbangun juga untuk makan malam pukul 00.00. setelah makan malam, kami bersiap and OFF WE GO! Perjalanan kami di mulai pukul 01.30 dini hari sampai 6.30 Pagi.

Bagi saya Summit Track Rinjani sangat panjang. Dipenuhi pasir dan mostly bebatuan. Cuaca cerah sehingga saya bisa menikmati bintang-bintang seperti planetarium dan bahkan Milky Way! Langkah demi langkah terus kita ambil dengan kerendahan hati dan penuh doa agar selamat sampai tujuan. Setiap melakukan Summit dengan track berat seperti ini, dalam hati saya selalu berdoa kepada tuhan agar perjalanan saya direstui untuk melihat keindahan alam Nya. Sampai suatu ketika kami istirahat dan saya sedikit tertidur tidak lebih dari 5 menit. Maklum karena tim kali ini dibuat untuk sedikit disiplin waktu. 

It’s not the mountain we conquer but ourselves

Saya ingat sekali itu sekitar 30 menit sebelum Matahari mulai menandakan kemunculannya. Dingin Sekali. Jari-jari kaki saya terasa membeku dan mati rasa untuk bersentuhan dengan track rinjani yang bebatuan. Bahkan saya enggan mengeluarkan tangan dari jaket. Dinginnya terlalu menusuk. Karena tidurku yang belum tuntas di peristirahatan terakhir, saya meminta untuk tidur sekitar 10 menit apabila menemukan sandaran bebatuan lagi. Namun entah kenapa rasa kantuk itu malah hilang. Sayapun tidak sadar bahwa Matahari perlahan naik, namun entah geraknya sangat perlahan.. seakan malu untuk menampakan diri secara keseluruhan. Namun cahayanya sudah mekar, dibantu awan-awan yang turut menyambut sinarnya. Cahayanya yang masih malu-malu membelah kegelapan dan menghangatkan semangatku kembali untuk sampai puncak. Saat itu puncak sudah dekat. Entah kenapa saya sedikit terharu saat itu. Seakan lupa dengan rasa kantuk dan lelah. Hatiku panas, bersemangat dan dengan cepat langkahku menuju ke atas. Tuhan-pun begitu baik, seakan tidak mengizinkan Matahari Terbit sempurna sebelum saya sampai ke atas. Dalam hati saya ucapkan rasa syukurku yang begitu besar kepada Nya atas kebaikan dan keindahan ini. Saya sampai di puncak. Puncak Dewi Anjani. Seiring dengan Terbit Matahari yang sempurna. 

Puncak Rinjani

DAY III

Begitulah cerita summit yang cukup mengharukan bagi saya. Pada dasarnya saya tidak bermasalah dengan tanjakan tapi saya benci turunan. Jadi, segala hal yang berkaitan dengan turun gunung adalah kelemahan terbesar bagi saya. Sepertinya saya terbalik, kebanyakan orang-orang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk turun namun bagi saya, saya justru menikmati tanjakan. Terima kasih untuk Martin yang setia menemani kelemahan saya pada turunan. Dan maaf untuk teman-teman tim yang saya tinggalkan duluan ketika Summit Attack he he he…

“Bayangin aja kalau setiap bangun pagi, sebelum hari menggelap, sedang memasak atau cuma sekedar jalan-jalan mencari udara segar, disuguhkan pemandangan seperti ini? tidak heran kalau kecantikan Gunung Rinjani banyak menarik turis asing. Namun sayangnya masih belum banyak yang perhatian untuk membawa kembali sampah :(“

Gunung Agung dari Plawangan Sembalun Gunung Rinjani

Rencananya seusai turun summit, kami akan melanjutkan perjalanan ke Segara Anak, namun karena pertimbangan fisik jadi kami membatalkannya. Khususnya saya yang sudah menyerah dengan turunan. Jadi kami bermalam lagi di Pelawangan Sembalun. Menikmati Sunset dan Sunrise, dengan pemandangan tebing gunung yang indah.

DAY IV

Waktunya kami meninggalkan Gunung Favorit saya, Gunung yang selama 2 tahun saya impikan untuk didaki. Gunung yang benar-benar indah. Gunung yang sangat spesial bagi saya. Rasanya malas sekali untuk pulang, selain karena keindahannya, saya malas sekali mengingat akan 7 bukit turunan penyelasan. Benar-benar menyesal. Sampai-sampai kuku kaki saya membiru. I am sucks at downhill. Tapi perjalanan ini menjadi kisah yang tidak akan saya lupakan. 

NOTES:

untuk teman-teman khususnya perempuan, jangan lupa gunakan sunblock, buff dan topi. selama perjalanan saya selalu mengenakan lengan panjang. bahan tipis ketika tracking pagi menuju siang, dan berbahan sweater ketika sore menuju gelap. gunakan pakaian senyaman mungkin. 

Ingat, hiking tidak hanya dunia laki-laki. So, tidak ada salahnya tetap menjaga kebersihan dan penampilan sewajarnya. Selama perjalanan di Rinjani, cuaca sangat cerah cenderung terik. namun bibir saya tidak pecah-pecah, kulit saya tidak belang, dan tidak terbakar sama sekali. I promise you, ini gak ribet kok! Even the guys ask these things to me. Jadi inilah alat-alat pribadi yang saya bawa ketika hiking.

alat-alat pribadi yang saya bawa ketika hiking atau naik gunung

Left to the right.

1) TBS Seaweed travel kit; 2) Biore Aqua Waterbase Face Sunblock SPF 50; 3) Banana boat Sunblock SPF 50; 4) Nivea Lipbalm; 5) Bucket Hat; 6) Tissue basah sirih Miss V; 7) Xylitol; 8) Lauirer Pantiliner; 9) Ponds Tissue facial wash; 10) Detol handsanitizer; 11) NatGeo Buff; 12) NYX LC Copenhagen; 13) Tooth&paste; 14) Deodorant Sachet; 15) Mitu Tissue basah; 16) Huki Minyak telon.

What i Learn? A lot! Yang saya sukai dalam perjalanan kali ini adalah kerjasama tim yang hebat. Kami merapatkan segala hal, dari manajemen waktu, pembagian barang, jadwal makan hingga pembagian snack secara merata. mengapa penting mempunya jadwal makan? kebanyakan teman-teman mungkin suka khilaf untuk memasak semua makanan. Jadwal makan ini berguna agar perjalanan kami tidak run out of food. P3K juga tidak boleh ditinggalkan! It’s was on Martin’s hand. Setiap perjalanan, khususnya naik gunung memberikan perlajaran masing-masing.

FOR YOUR INFORMATION

Biaya sewa pick up dari Aikmel-Desa Bawanangu sebesar Rp 100.000 karena berhasil nawar.

Saya menggunakan bantuan kenalan (dari Destiar&Friends) teman dari sembalun untuk membawa kerir logistik selama perjalanan 2 hari sampai dengan Pelawangan Sembalun dengan tarif Rp 400.000. Saya juga memiliki contact person porter yang saya temui karena ngobrol di Mata Air Pelawangan Sembalun. Rata-rata tarif 250.000/hari dengan maksimal berat 25kg.

Biaya sewa pick up dari Desa Bawanangu sampai Rumah Mataram sekitar Rp 600.000-450.000 (Pintar-pintar nawar ya guys!)

Most photos taken by Martin Arya and Me.

Jalur Gunung Rinjani

Thanks for reading!

Warm Regards, Mbares